Putra menikmati
air milo panas sambil matanya liar memandang sekeliling. Namun dia hampa, wajah
yang dicari tidak kelihatan. Masa Piala Dunia berlangsung, dia menjadi
pelanggan tetap di kedai tersebut. Menjadi peminat setia pada seraut wajah
manis seorang gadis yang juga peminat setia bola sepak. Setiap kali melihat
wajah tidak puas hati gadis tersebut, Putra tersenyum. Hampir seminggu dia menjadi
permerhati gadis tersebut yang leka menonton tv di kedai tersebut.
“Dia tak datang
malam ni.” Bisiknya perlahan. Sepanjang perlawanan bola tersebut berlangsung,
Putra tidak menumpu perhatian pada perlawanan tersebut. Wajah yang dicari tidak
muncul tiba. Akhirnya Putra mengeluh. ‘Agaknya dia tak datang malam ni,’ Putra
mengeluh dan berlalu.
Keesokan harinya, Putra dan
rakan-rakannya berlepas ke Johor Bahru untuk perlawanan persahabatan dengan
kelab negeri tersebut. Putra terus mengambil tempat duduknya. Setelah menyimpan
bagasinya di dalam tempat menyimpan beg, Putra terus duduk. Putra duduk
ditengah-tengah. Manakala tempat duduk ditepi tingkap tersebut sudah diduduki
oleh seorang perempuan. Perempuan tersebut mengenakan jaket dan kepalanya
ditutup dengan hud dan begitu asyik memandang keluar tingkap. Sehinggalah kapal
terbang tersebut berlepas. Putra pejamkan mata. Matanya mengantuk sebab tidur
lambat semalam. Baru sahaja hendak melelapkan mata, Putra terus membuka matanya
dan menoleh ke sebelah. Kepala gadis disebelahnya sedang elok bersandar
dilengannya. Putra geleng kepala. Perlahan kepala gadis tersebut ditolaknya.
Putra memandang pelik kelakuan gadis tersebut yang menggosok matanya kemudian
meyambung semula tidurnya yang terganggu sebentar tadi. Putra masih leka
memerhati wajah gadis tersebut. Ketika gadis tersebut menanggalkan hudnya,
Putra tersentak. Beberapa saat kemudian dia tersenyum. Tanpa membuang masa, dia
terus merakam gambar gadis tersebut.
“Ya Allah.
Teruknya perangai. Tidur sampai tak ingat dunia.” Kutuknya perlahan. Mata yang
mengantuk tadi akhirnya segar. Segar kerana dapat berjumpa semula dengan wajah
yang dia cari semalaman malam tadi. Putra tahan gelak apabila melihat kepala
gadis tersebut hampir terhantuk penyandar dihadapannya. Tanpa membuang masa
Putra merakam vedio gadis tersebut. Setelah puas hati dengan rakamannya, Putra
membetulkan kepala gadis tersebut. Kasihan melihat gadis tersebut tidur dalam
keadaan tidak selesa. Sebaik sahaja kepala gadis tersebut disandarkan pada
tempat duduknya, tiba-tiba kepala gadis tersebut jatuh lalu terletak elok di
atas bahu Putra. Putra membetulkan kepala gadis tersebut dan pada masa yang
sama, gadis itu memeluk lengan Putra dan membetulkan letak kepalanya. Begitu
selesa sekali dia memeluk lengan Putra. Putra tersentak. Jantungnya berdegup
kencang. Tidak pernah seumur hidupnya merasa debaran tersebut. Sebelum ini, dia
pernah dipeluk oleh artis-artis tempatan namun dia tidak merasa seperti yang
dia rasa saat ini. Putra terus mendiamkan diri. Beberapa saat kemudian akal
nakalnya datang. Putra melambai ke arah Zali yang duduk berdekatan dengannya. Zali angkat kening.
" Sekejap. Urgent." Jawabnya perlahan. Zali menghampirinya dan duduk di sebelah Putra.
" Sekejap. Urgent." Jawabnya perlahan. Zali menghampirinya dan duduk di sebelah Putra.
“Apa dia yang
urgent sangat tu?” Zali bertanya. Putra terus letakan jarinya dibibir memberi
isyarat supaya Zali memperlahankan suaranya. Tangannya menghulur telefon bimbit
dan mengisyaratkan Zali untuk menangkap gambar mereka berdua. Zali kerutkan
dahi dan bertanya siapa perempuan tersebut. Putra hanya tersenyum sambil
merenung wajah gadis yang masih lena memeluk lengannya. Zali geleng kepala
namun tetap juga merakam gambar sahabatnya bersama gadis misteri tersebut.
Setelah puas hati dengan gambar tersebut, Putra menyuruh sahabatnya kembali ke
tempat duduknya. Putra turut sama merakam gambarnya bersama gadis tersebut.
Setelah penat merakam pelbagai aksi, Putra turut sama melelapkan mata.
Putra menggeliat apabila terasa
lengannya kebas. Matanya dibuka dengan perlahan. Gadis disebelahnya juga
membuka mata perlahan. Putra gigit bibir. Wajah itu kelihatan comel sekali.
Lebih-lebih lagi ketika gadis tersebut menggosok matanya. Begitu susah sekali
gadis tersebut cuba membuka matanya.
Syifa gosok matanya berulang kali.
Beberapa kali mulutnya ditutup sebaik sahaja dia menguap. Syifa menggeliat
seketika. Matanya masih merenung wajah lelaki yang sedang merenungnya dengan
kerutkan didahi.
“Errr...Sorry.”
Syifa terus membuang pandang keluar tingkap. Setelah diperhatikan betul-betul,
rupa-rupanya dia sedang saling bertatapan dengan pemain bola sepak yang dia
minat. Putra Alif yang handsome dan sangat cemerlang dipadang.
“Takpe. Kuat juga
dengkuran awak ye?” Putra sengaja mengusik gadis tersebut. Syifa berpaling
memandang wajah tenang lelaki itu.
“Isk.. ye ke? Tak
mungkin saya berdengkur,” jawabnya siap tarik muncung. Putra tersenyum lagi.
“Owh!! Awak ni
yang nak curi kereta saya malam tu, kan?” Putra pura-pura bertanya. Padahal dia
memang sudah kenal dengan gadis tersebut.
“Curi kereta?
Bila?” Syifa bertanya pelik. Pernahkan dia berjumpa dengan lelaki tersebut.
“Minggu lepas.
Kat kedai makan malam tu. Awak dekat dengan kereta saya,” Syifa teringat malam
dia dituduh pencuri.
“Isk.. mana ada.
Orang nak tengok muka orang guna cermin kereta awak tu,je.” Syifa berdengus.
Putra tersengih. Perbualan mereka terhenti apabila kepten pesawat membuat
pengumuman pendaratan mereka. masing-masing sibuk memasang tali pinggang
keledar. Syifa tidak menghiraukan lelaki tersebut.
********************
p/s : Layan cite ni jerlah.
6 catatan:
BEST 3X.
kaira..bab 1 mana
http://hasilpenulisanku.blogspot.com/2014/03/cinta-bola-tajuk-sementara.html
Assalam kak suma...cgek jk mek pelik...dlm kapal terbsng ney boleh sms...
Ain
Hahhaa..tq.. kelak edit..kotan sikde idea..kuang2
Post a Comment