Followers

Wednesday, December 24, 2014

Cinta Bola 2



Putra menikmati air milo panas sambil matanya liar memandang sekeliling. Namun dia hampa, wajah yang dicari tidak kelihatan. Masa Piala Dunia berlangsung, dia menjadi pelanggan tetap di kedai tersebut. Menjadi peminat setia pada seraut wajah manis seorang gadis yang juga peminat setia bola sepak. Setiap kali melihat wajah tidak puas hati gadis tersebut, Putra tersenyum. Hampir seminggu dia menjadi permerhati gadis tersebut yang leka menonton tv di kedai tersebut.

“Dia tak datang malam ni.” Bisiknya perlahan. Sepanjang perlawanan bola tersebut berlangsung, Putra tidak menumpu perhatian pada perlawanan tersebut. Wajah yang dicari tidak muncul tiba. Akhirnya Putra mengeluh. ‘Agaknya dia tak datang malam ni,’ Putra mengeluh dan berlalu.



            Keesokan harinya, Putra dan rakan-rakannya berlepas ke Johor Bahru untuk perlawanan persahabatan dengan kelab negeri tersebut. Putra terus mengambil tempat duduknya. Setelah menyimpan bagasinya di dalam tempat menyimpan beg, Putra terus duduk. Putra duduk ditengah-tengah. Manakala tempat duduk ditepi tingkap tersebut sudah diduduki oleh seorang perempuan. Perempuan tersebut mengenakan jaket dan kepalanya ditutup dengan hud dan begitu asyik memandang keluar tingkap. Sehinggalah kapal terbang tersebut berlepas. Putra pejamkan mata. Matanya mengantuk sebab tidur lambat semalam. Baru sahaja hendak melelapkan mata, Putra terus membuka matanya dan menoleh ke sebelah. Kepala gadis disebelahnya sedang elok bersandar dilengannya. Putra geleng kepala. Perlahan kepala gadis tersebut ditolaknya. Putra memandang pelik kelakuan gadis tersebut yang menggosok matanya kemudian meyambung semula tidurnya yang terganggu sebentar tadi. Putra masih leka memerhati wajah gadis tersebut. Ketika gadis tersebut menanggalkan hudnya, Putra tersentak. Beberapa saat kemudian dia tersenyum. Tanpa membuang masa, dia terus merakam gambar gadis tersebut.

“Ya Allah. Teruknya perangai. Tidur sampai tak ingat dunia.” Kutuknya perlahan. Mata yang mengantuk tadi akhirnya segar. Segar kerana dapat berjumpa semula dengan wajah yang dia cari semalaman malam tadi. Putra tahan gelak apabila melihat kepala gadis tersebut hampir terhantuk penyandar dihadapannya. Tanpa membuang masa Putra merakam vedio gadis tersebut. Setelah puas hati dengan rakamannya, Putra membetulkan kepala gadis tersebut. Kasihan melihat gadis tersebut tidur dalam keadaan tidak selesa. Sebaik sahaja kepala gadis tersebut disandarkan pada tempat duduknya, tiba-tiba kepala gadis tersebut jatuh lalu terletak elok di atas bahu Putra. Putra membetulkan kepala gadis tersebut dan pada masa yang sama, gadis itu memeluk lengan Putra dan membetulkan letak kepalanya. Begitu selesa sekali dia memeluk lengan Putra. Putra tersentak. Jantungnya berdegup kencang. Tidak pernah seumur hidupnya merasa debaran tersebut. Sebelum ini, dia pernah dipeluk oleh artis-artis tempatan namun dia tidak merasa seperti yang dia rasa saat ini. Putra terus mendiamkan diri. Beberapa saat kemudian akal nakalnya datang. Putra melambai ke arah Zali yang duduk berdekatan dengannya. Zali angkat kening. 
" Sekejap. Urgent." Jawabnya perlahan. Zali menghampirinya dan duduk di sebelah Putra.

“Apa dia yang urgent sangat tu?” Zali bertanya. Putra terus letakan jarinya dibibir memberi isyarat supaya Zali memperlahankan suaranya. Tangannya menghulur telefon bimbit dan mengisyaratkan Zali untuk menangkap gambar mereka berdua. Zali kerutkan dahi dan bertanya siapa perempuan tersebut. Putra hanya tersenyum sambil merenung wajah gadis yang masih lena memeluk lengannya. Zali geleng kepala namun tetap juga merakam gambar sahabatnya bersama gadis misteri tersebut. Setelah puas hati dengan gambar tersebut, Putra menyuruh sahabatnya kembali ke tempat duduknya. Putra turut sama merakam gambarnya bersama gadis tersebut. Setelah penat merakam pelbagai aksi, Putra turut sama melelapkan mata.

            Putra menggeliat apabila terasa lengannya kebas. Matanya dibuka dengan perlahan. Gadis disebelahnya juga membuka mata perlahan. Putra gigit bibir. Wajah itu kelihatan comel sekali. Lebih-lebih lagi ketika gadis tersebut menggosok matanya. Begitu susah sekali gadis tersebut cuba membuka matanya.



            Syifa gosok matanya berulang kali. Beberapa kali mulutnya ditutup sebaik sahaja dia menguap. Syifa menggeliat seketika. Matanya masih merenung wajah lelaki yang sedang merenungnya dengan kerutkan didahi.

“Errr...Sorry.” Syifa terus membuang pandang keluar tingkap. Setelah diperhatikan betul-betul, rupa-rupanya dia sedang saling bertatapan dengan pemain bola sepak yang dia minat. Putra Alif yang handsome dan sangat cemerlang dipadang.

“Takpe. Kuat juga dengkuran awak ye?” Putra sengaja mengusik gadis tersebut. Syifa berpaling memandang wajah tenang lelaki itu.

“Isk.. ye ke? Tak mungkin saya berdengkur,” jawabnya siap tarik muncung. Putra tersenyum lagi.

“Owh!! Awak ni yang nak curi kereta saya malam tu, kan?” Putra pura-pura bertanya. Padahal dia memang sudah kenal dengan gadis tersebut.

“Curi kereta? Bila?” Syifa bertanya pelik. Pernahkan dia berjumpa dengan lelaki tersebut.

“Minggu lepas. Kat kedai makan malam tu. Awak dekat dengan kereta saya,” Syifa teringat malam dia dituduh pencuri.

“Isk.. mana ada. Orang nak tengok muka orang guna cermin kereta awak tu,je.” Syifa berdengus. Putra tersengih. Perbualan mereka terhenti apabila kepten pesawat membuat pengumuman pendaratan mereka. masing-masing sibuk memasang tali pinggang keledar. Syifa tidak menghiraukan lelaki tersebut.

********************
p/s : Layan cite ni jerlah.


6 catatan:

Unknown said...

BEST 3X.

MaY_LiN said...

kaira..bab 1 mana

Unknown said...

http://hasilpenulisanku.blogspot.com/2014/03/cinta-bola-tajuk-sementara.html

Unknown said...
This comment has been removed by the author.
noor said...

Assalam kak suma...cgek jk mek pelik...dlm kapal terbsng ney boleh sms...

Ain

Unknown said...

Hahhaa..tq.. kelak edit..kotan sikde idea..kuang2